IOH Gelar Pelatihan dan Kompetisi Film Pendek Save Our Socmed, Ajak Anak Muda Membuat Konten Kreatif

- 5 September 2022, 18:24 WIB
Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah (kiri),berfoto bersama usai meluncurkan Program SOS “Save Our Socmed” di Jakarta (5/9).
Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah (kiri),berfoto bersama usai meluncurkan Program SOS “Save Our Socmed” di Jakarta (5/9). /Muhamad Ihsan

SELEBRITALK - Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama CGV akan mengelar kompetisi film pendek, sebagai bagian dari program literasi digital Save Our Socmed (S.O.S).

Program Save Our Socmed ini ditujukan untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum dengan total hadiah yang disediakan sebesar Rp100 juta.

Director & Chief Regulatory Officer IOH, Muhammad Buldansyah mengatakan, “lewat program ini, kami ingin memberikan keterampilan digital dan mengajak anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana meningkatkan kreativitas dengan membuat konten positif,” kata Muhammad Buldansyah dalam pidato pembukaan peresmian acara di CGV di FX Sudirman, Senin 5 September 2022.

Dalam peresmian program literasi digital S.O.S ini turut hadir Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta melibatkan berbagai universitas dan komunitas.

Baca Juga: Sama-sama Susah Ditebak, Little Women dan The Good Detective 2 Capai Lonjakan Signifikan di Episode Terbaru

Waspada Flex Culture, Stay Humble

Muhammad Buldansyah menyebut, kompetisi film pendek ini digelar agar anak muda yang jadi pengguna terbesar internet, bisa memamerkan kreativitas dan tidak terbawa flex culture.

Acara dengan tema “Waspada Flex Culture, Stay Humble!” ini memang diinisiasi IOT bersama CGV dalam rangka menanggapi fenomena flexing yang marak di social media.

“Banyak anak-anak Gen Z makin sering memamerkan kekayaan dan menyombongkan diri di media sosial yang memberi dampak negatif,” kata Muhammad Buldansyah lagi.

“Sebab, flexing bisa menyebabkan fear of missing out (FOMO), kurang percaya diri, merusak mental pribadi, dan juga bisa mempengaruhi produktivitas,” Muhammad Buldansyah menambahkan.

Baca Juga: Sisi Lain Jungkook BTS, Bisa Jadi Sahabat Sekaligus Malaikat Pelindung Bagi Member

Konten Negatif Meningkat

Pernyataan di atas, sesuai dengan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menyebut dari total 210 juta pengguna internet Indonesia di tahun 2021–2022, ada sebanyak 99,16% pengguna berasal dari kelompok usia 13-18 tahun.

Yang mengejutkan, Data Digital Civility Index (DCI) Microsoft menunjukkan terdapat peningkatan konten dan perilaku negatif di media social dan makin memburuk selama pandemi.

Berdasarkan hasil survei tersebut, 30% responden menyebut kesopanan di sosial media semakin memburuk, tolong-menolong berkurang 11%, sikap tidak saling mendukung berkurang 8%, rasa kebersamaan juga menurun 11%.

Di tengah situasi itu uncul fenomena flex culture, dan ini menjadi kontributor yang menyebabkan lebih dari 19 juta anak-anak Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami depresi (Riskesdas, 2018).

Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Fadjar Hutomo, berharap, “Lewat pelatihan dan kompetisi film pendek S.O.S ini bisa menjadi media pembelajaran bagi anak muda Indonesia, untuk memamerkan kreativitas. Sehingga, media sosial bisa menjadi wadah untuk membuat konten positif.”

Baca Juga: Link Nonton Little Women Episode 1 Sub Indo, Akting Keren Kim Go Eun dan Nam Ji Hyun Capai Rating Memuaskan

Internet Untuk Kreatif & Produktif

S.O.S. akan dilaksanakan disertai dengan pelatihan pembuatan film gratis di bioskop-bioskop CGV di 10 kota Indonesia bagi para pendaftar.

Lewat S.O.S, IOH berharap bisa menginspirasi anak muda Indonesia agar menggunakan internet untuk hal-hal produktif, kreatif, dan positif.

Hal ini sejalan dengan misi perusahaan untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia.

Setelah peserta mendaftar di kompetisi film pedek S.O.S, peserta akan menerima pelatihan pembuatan film pendek dan edukasi mengenai dampak negatif Flex Culture.

Baca Juga: Nonton Little Women Episode 2, Setelah Menemukan Uang dalam Loker, Kehidupan Kim Go Eun Berubah Drastis

Hasil karya mereka lantas dilombakan dan seluruh peserta akan diajak untuk bersama-sama menyaksikan karya-karya yang terpilih.

Direktur CGV, Haryani Suwirman menyebut, “Sangat mendukung kegiatan yang mengeksplorasi kreativitas anak muda sekarang. Kami berharap lewat ajang ini bisa mengangkat bakat-bakat terpendam untuk memajukan dunia perfilman Indonesia. Kami percaya anak muda Indonesia punya banyak ide-ide luar biasa.”

Literasi Digital S.O.S dilaksanakan untuk meneruskan kesuksesan S.O.S di tahun 2021.

Lewat kegiatan CSR pilar pendidikan digital ini, IOH membuat kompetisi dan webinar terkait cyber bullying, hoaks, dan kekerasan berbasis gender online (KBGO).

Baca Juga: BLACKPINK Memulai Hitung Mundur Comeback BORN PINK Lewat Teaser Penuh Makna

Hasil seluruh karya dari peserta kompetisi tersebut berhasil disaksikan oleh 2,3 juta penonton.

Produser Maxima Pictures, Ody Mulya Hidayat menyampaikan, “Melalui Program Literasi Digital ini, kita harap bisa menggali potensi anak muda Indonesia yang luar biasa. Saya yakin mereka bisa menjadi penggerak industri perfilman di Indonesia ke depan. Saya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan seperti ini, di samping itu program ini juga memiliki nilai edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat."

Pendaftaran dan info mengenai S.O.S 2022, dapat dilihat di linktr.ee/saveoursocmed.***

Editor: Nini Sunny


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah