Sinyal Pemecah Rindu Prajurit untuk Orang Tersayang

- 19 Februari 2021, 23:14 WIB

Pelayaran sejauh 9.910 mil laut berdurasi 98 hari harus diarungi para personel Satuan Tugas (Satgas) Pelayaran Operasi Bima Suci (OBS) 2020 dengan mengarungi perairan Nusantara untuk mengawal latihan praktek (Lattek) Kartika Jala Krida (KJK) 2020 Taruna-Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat III angkatan ke-67. Bukan waktu yang sebentar bagi mereka untuk berpisah dengan keluarga di rumah. Rindu para prajurit pada istri, anak maupun orang tua pun sesekali perlu dipecah. Beragam cara mereka tempuh untuk mengatasi rasa kangen itu. Dari menyimpan lembaran foto hingga membawa atribut anak maupun istri mereka. Guling bayi, pakaian anak yang belum dicuci sejak hari prajurit berangkat, bahkan terkadang ada yang membawa pakaian istri bagi mereka yang baru saja menyandang status pengantin baru. Namun, itu cerita dulu, kata Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pelayaran Operasi Bima Suci (OBS) 2020 Letkol Laut (P) Waluyo. Kini sinyal pada telepon pintar semakin mudah didapatkan dalam pelayaran KRI Bima Suci ke berbagai pelosok Indonesia. Setiap tidak ada jadwal kegiatan dan saat kapal latih TNI AL buatan Spanyol tahun 2017 itu berada di dekat daratan, para prajurit pun mengeluarkan telepon pintar untuk menghubungi keluarga mereka di kampung halaman. Sekedar memberi kabar melalui layanan telepon suara hingga bersenda gurau dengan anak melalui layanan panggilan video (video call) pun mereka lakukan. Kemudahan menghubungi keluarga, bahkan di daerah-daerah terluar Nusantara sekalipun, membuat kebiasaan lama menyimpan benda-benda kesayangan keluarga tidak lagi dilakukan. Kan sudah bisa hampir setiap dekat daratan bisa video call dengan anak, kata Lettu Laut (KH) Sugiarto, Perwira Penerangan Satgas OBS 2020. Pemerataan dan percepatan digitalisasi yang menjangkau seluruh pelosok negeri menjadi target di periode kedua Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Harapannya dalam dua hingga tiga tahun ke depan seluruh wilayah NKRI akan terjangkau layanan selular. Daerah-daerah yang masuk kategori terdepan, tertinggal, dan terluar (kawasan 3T) ditargetkan juga sudah terlayani jaringan berbasis 4G. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada Agustus tahun 2020, dari 83.218 desa atau kelurahan di seluruh Indonesia, sebanyak 70.670 wilayah telah dapat menikmati jaringan 4G, termasuk di wilayah 3T. Dari jumlah 20.341 desa di wilayah 3T, hanya 9.113 desa lainnya yang belum menikmatinya dan hingga saat ini masih dalam upaya untuk mewujudkan pemerataan akses internet agar dirasakan seluruh masyarakat. Kemenkominfo menargetkan pada tahun 2022 seluruh daerah sudah akan terlayani akses internet 4G. Tak hanya rindu, pemerataan sinyal juga diharapkan dapat memecahkan permasalahan pemerataan kesejahteraan serta pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Foto dan Teks: Aditya Pradana Putra Editor: Widodo S Jusuf

Images Lainnya

Terpopuler

Kabar Daerah

x