Penelitian di Korea Sebut Kualitas Tidur Buruk Bisa Cepat Picu Depresi Berat

- 6 Juni 2023, 19:08 WIB
Ilustrasi Cantik alami saat bangun tidur
Ilustrasi Cantik alami saat bangun tidur /Pixabay

SELEBRITALK - Dalam 10 tahun terakhir di Korea Selatan, dikabarkan terjadi depresi dengan jumlah berlipat. Hal ini muncul disebabkan karena kualitas tidur yang buruk. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yoon Chang Ho, seorang profesor neurologi di Rumah Sakit Bundang Universitas Nasional Seoul dan Yoon Ji Eun, seorang profesor neurologi di Rumah Sakit Universitas Soonchunhyang Bucheon, seseorang bisa terkena risiko 3,74 kali lebih tinggi terkena depresi gara-gara tidur kurang dari 5 jam per hari.

Bahkan jika kamu tidur lebih dari 9 jam, depresi bisa terjadi 2,53 kali lebih tinggi. Penelitian  ini telah menunjukkan bahwa jumlah orang yang terkena depresi meningkat seiring dengan berkurangnya waktu tidur mereka.

Hasil penelitian ini mengonfirmasi memang ada hubungan antara perubahan karakteristik tidur dan depresi pada orang dewasa di Korea Selatan selama periode 10 tahun.

Baca Juga: Jadwal Tayang Perdana Street Woman Fighter 2 Mnet

Tim peneliti menemukan bahwa prevalensi depresi pada tahun 2018 hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2009, dan mereka yang tidur kurang dari 5 jam memiliki kemungkinan 3,74 kali lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan mereka yang tidur 7 hingga 8 jam.

Tidur mengacu pada keadaan di mana semua aktivitas tubuh, kecuali aktivitas minimum yang diperlukan untuk mempertahankan hidup, seperti denyut nadi dan pernapasan, dalam keadaan tidak aktif.

Kurang tidur dapat menyebabkan masalah fisik dan mental, dan kurang tidur kronis khususnya meningkatkan risiko berkembangnya berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskular, penyakit metabolik, stroke, demensia, depresi, dan kecemasan.

Karena kebiasaan tidur yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menjaga kesehatan, pentingnya kebiasaan tidur yang benar selalu ditekankan dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca Juga: Respons BIGHIT Terkait Debut Album Solo Jungkook BTS

Namun, penyakit tidur seperti insomnia telah meningkat dibandingkan masa lalu, dan belum ada penelitian tentang perubahan karakteristik tidur yang menargetkan orang Korea.

Oleh karena itu, tim peneliti memulai penelitian untuk mengidentifikasi perubahan karakteristik tidur pada orang dewasa Korea dan menentukan hubungan antara depresi dan waktu tidur.


Subjek penelitian adalah orang dewasa berusia 19 tahun ke atas yang dipilih secara acak pada tahun 2009 (2.836 orang) dan tahun 2018 (2.658 orang).

Tim peneliti mengamati waktu bangun, waktu tidur, waktu tidur total, pengalaman subyektif kurang tidur, kualitas tidur, dan depresi. Sebagai hasil penelitian, dibandingkan tahun 2009, prevalensi depresi pada tahun 2018 meningkat dari 4,6% menjadi 8,4%.

Selain itu, waktu tidur rata-rata berkurang 19 menit, dan persentase orang yang merasa kurang tidur meningkat dari 30,4% menjadi 44,3%.

Latensi tidur, yang berarti waktu untuk mencapai tidur, meningkat 8 menit pada hari kerja dan 7 menit pada akhir pekan, menunjukkan bahwa efisiensi tidur menurun pada hari kerja dan akhir pekan, dan Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh (PSQI, skor di atas 5 berarti potensi tidur deprivasi) juga meningkat dari 3,6 menjadi 3,8.

Halaman:

Editor: Nini Sunny

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x