SELEBRITALK – Pengakuan kontroversial yang dibeberkan Meghan Markle tentang perlakuan berbau rasis yang diterimanya dari sejumlah bangsawan Inggris memasuki babak baru yang semakin panas.
Apalagi sejumlah media menerjemahkan pengakuan istri Pangeran Harry ini bermacam-macam.
Salah satunya dari majalah satir asal Prancis, Charlie Hebdo, yang membuat sebuah karikatur kontroversial.
Digambarkan Ratu Elizabeth II sebagai karakter jahat tengah mencekik leher Meghan Markle dalam sampul terbarunya.
Baca Juga: Istri Izinkan Young Lex Menikah dengan Lucinta Luna
Karikatur ini mengingatkan kita dengan perlakukan yang dialami oleh George Floyd pada tahun 2020. Kala itu George Floyd mendapat tindakan yang diduga rasis dari polisi kulit putih.
Pourquoi Meghan a quitté Buckingham ?
Retrouvez :
???? Reportage : l'écologie sonore à l'écoute des animaux
???? Enquête sur la véritable histoire du poison chlordécone
???? Comment Erdogan traque ses opposants jusqu'en France
En vente demain ! pic.twitter.com/X7hJHKHPDx— Charlie Hebdo (@Charlie_Hebdo_) March 9, 2021
Sebelumnya Meghan Markle mengaku mendapat perlakuan berbau rasis dari sejumlah bangsawan Inggris yang merasa khawatir tentang seberapa gelap kulit putranya Archie sebelum lahir. Hal itu pula yang menjelaskan mengapa Archie tidak diberi gelar pangeran.
"Mereka (sejumlah bangsawan Inggris) tidak ingin dia (Archie) menjadi pangeran atau putri, saat itu kami tidak tahu apa jenis kelaminnya, yang akan berbeda dari protokol, dan bahwa dia tidak akan menerima keamanan," kata Meghan dalam wawancara dengan Oprah Winfrey di CBS pada hari Minggu, 7 Maret 2021, malam.