Penulis Serial Drama Legendaris Jepang 'Oshin' Meninggal Dunia

7 April 2021, 09:13 WIB
Penulis serial drama Jepang legendaris 'Oshin' meninggal dunia. /Hasil tangkap layar Waku waku Japan/

SELEBRITALK - Penulis drama serial Jepang legendaris "Oshin" yakni Sugako Hashida dikabarkan telah meninggal dunia pada Minggu 4 April 2021 lalu. Sugako Hashida meninggal pada usia 95 tahun.

Serial "Oshin" yang tayang pada 1983 mengisahkan hidup seorang perempuan yang lahir di desa miskin dan menjadi pebisnis supermarket sukses. "Oshin" tayang di banyak negara, termasuk Indonesia.

Oshin adalah anak yang lahir di keluarga petani miskin Yamagata. Demi memenuhi kebutuhan keluarga, dia ditukar dengan sekarung beras untuk menjadi pembantu.

Meski mengalami berbagai cobaan, Oshin gigih berjuang sejak zaman peralihan masa perang era Meiji ke era Showa.

Baca Juga: Masya Allah, Khatam Quran Sehari 7 Kali Sebelum Dieksekusi Mati, Jenazah Freddy Budiman Tersenyum

Baca Juga: Divonis Kanker Prostat, Kak Seto Mendapat Dukungan dari Sejumlah Selebritis

Serial yang terdiri atas 297 episode dengan durasi masing-masing episode 15 menit itu dianggap sebagai salah satu drama televisi Jepang terbaik dengan rating mencapai 62,9 persen.

Hashida, bernama asli Sugako Iwasaki, lahir di Seoul. Dia menjadi penulis naskah drama setelah bergabung dengan Shochiku Co. Dia menerima Order of Culture pada 2020 dari pemerintah Jepang atas kontribusi dan pencapaian budaya.

Beberapa tahun lalu, Hashida mengundang kontroversi dengan menerbitkan buku pada 2017 yang mengungkapkan keinginannya menutup usia dengan euthanasia yang tidak legal di Jepang.

"Mati adalah pekerjaan terakhir bagi manusia. Saya ingin memutuskannya sendiri," kata dia dalam wawancara.

Baca Juga: Resep Pindang Patin dan Cara Membuatnya

Baca Juga: Berbagai Program Unggulan Indosiar Akan Menemani Pemirsa Setianya Sepanjang Ramadhan 1442 H

Dilansir Kyodo, Hashida didukung oleh para ibu rumah tangga karena menggambarkan keluarga dengan gaya dry humor khasnya. Di serial drama "Wataru Seken wa Oni Bakari" yang tayang pada 1990, dia menggambarkan masalah lazim di rumah tangga Jepang, seperti ketegangan antara ibu rumah tangga dan ibu mertuanya.

Tema perempuan yang berjuang melindungi keluarga juga dimasukkan ke dalam drama sejarah.

Di "Onna Taikoki", tayang pada 1981, dia meminjam sudut pandang perempuan untuk menggambarkan periode Sengoku, perang saudara dan pergolakan sosial pada abad 15 dan 16, fokus terhadap kehidupan Nene, istri Toyotomi Hideyoshi, salah satu dari panglima perang paling terkemuka pada masa itu.***

Editor: Gilang Kencana C.R

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler