Pengamat Film Daniel Irawan: Wartawan Paling Layak Jadi Juri Festival Film

25 Mei 2023, 18:58 WIB
/

SELEBRITALK - Panitia Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) 2023 menyelenggarakan acara “Sosialisasi Pedoman Penilaian Dewan Juri".

Acara Sosialisasi Pedoman Penilaian Dewan Juri FFWI digelar di Gedung E Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Jakarta, Rabu, 24 Mei 2023.

Menurut Direktur Bidang Penjurian dan Pengadaan Film FFWI, Tertiani Simanjuntak, kegiatan tersebut antara lain bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan juri dalam memilah dan memilih karya-karya film nasional terbaik.

Baca Juga: The Good Bad Mother Dikit Lagi Tembus 2 Digit, True to Love yang Tamat Malam Ini Mendapat Rating yang Sama

"Sosialisasi ini untuk meningkatkan kredibilitas sistem dan metode penilaian penjurian FFWI,” jelas mantan wartawan itu.

Dalam sosialisasi itu tampil empat narasumber, antara lain Rita Sri Hastuti (anggota LSF), Susi Ivvaty (editor dan pendiri alif.id), Daniel Irawan (penggiat perfilman), dan sutradara Helfi Kardit.

Siapa Sajakah yang Bisa Jadi Juri?

Daniel memaparkan, dalam menilai film pada suatu festival, yang pertama harus diperhatikan adalah siapa yang layak menjadi juri dan apa syaratnya? Memang tidak ada aturan baku dalam literatur maupun undang-undang. Selain satu: buku panduan penilaian yang disusun panitia.

Namun Daniel menempatkan produser film, kritikus film, pakar film, aktor dan aktris, serta wartawan peliput film adalah orang-orang yang layak menjadi juri festival film.

“Dan di antara semua profesi, wartawan peliput film yang paling layak menjadi juri festival film,” tegasnya.

Alasan Daniel, karena keseharian pekerjaan mereka adalah mengikuti dan menuliskan produksi dan sering menonton film.

Daniel menekankan, sebagai juri terpilih wajib memiliki wawasan dan referensi film yang luas soal film, memiliki pengetahuan tentang teknis film, dan tak kalah penting adalah rajin menonton film.

Kelebihan wartawan sebagai juri dalam pandangan Daniel adalah karena mereka sering berinteraksi dengan penonton film. Memintai pendapat penonton film dan film apa yang sedang digandrungi oleh penonton film.

Baca Juga: Ini Langkah NCT, NCT DREAM, NCT 127, dan WayV di Sisa Tahun 2023 dengan Total 20 Anggota

Wajib Punya Pengetahuan Luas

Sedangkan Susi Ivvaty menerangkan, untuk menjadi Juri yang menilai film, harus tidak dengan kepala kosong. Dengan begitu, kata Susi, seorang juri bisa mengajukan argumen mengapa dia memilih suatu film untuk dinilai bagus atau tidak.

“Seorang juri harus mampu memaparkan dan berargumentasi tentang defenisi sebuah film yang baik atau buruk. Dan pada akhirnya, bisa menyimpulkan definisi itu sangat dinamis dan berspektrum," kata Susi.

Susi menambahkan, berdebat dan mengadu argumentasi dalam menilai film sangat bagus dan harus menjadi tradisi yang dipertahankan.

Baca Juga: Kata tvN Soal Tanggal Tayang Arthdal ​​Chronicles 2

Dalam pandangan Susi, dalam beradu argumen itu harus dilandaskan pada pengetahuan film yang mumpuni, meski tidak sempurna. Karena dalam menilai film, setiap orang memiliki sudut pandang sendiri, tetapi mempunyai alasan yang secara teknis bisa diterima.

Bagi Susi yang tak kalah penting, seorang juri wajib mengetahui budaya dan adab suatu daerah atau komunitas. Meski itupun tidak harus ahli. Susi mengingatkan, penempatan soal budaya ini terlihat kuat dalam film-film Korea maupun Hollywood.

“Film mereka sukses terletak pada apa sih? Saya kira terletak pada kultur yang membungkusnya, ada bahasa, ada gerak, ada musik, sehingga sebenarnya, membaca film adalah membaca budaya,” tandas Susi.

Baca Juga: Inul Daratista dan Adam Suseno Jalani Perawatan Mahal Ala The Kardashian's

Sementara itu, Rita Sri Hastuti wartawan senior anggota LSF, menyebut harus disepakati bersama, penilaian sebuah film jangan hanya dari rasa saja.

Rita menguraikan, kalau di genre drama, apakah cerita bisa menyentuh keharuan? Tetapi keharuan itu bukan cengeng. Lantas untuk genre laga, action dan horor, adegan dan cerita dan dilihat masuk akal atau tidak.

"Semua itu bisa jadi bahan penilaian yang didiskusikan bersama,” ujarnya.

Saat ini, panitia FFWI 2023 sudah mulai bekerja dengan menyusun daftar film-film yang tayang di bioskop dan OTT mulai 1 Oktober 2022-30 September 2023.***

Editor: Nini Sunny

Tags

Terkini

Terpopuler