Berdasarkan kesepakatan tim produksi, pemilihan topeng dibuat serealistis mungkin karena karakter Arok sudah dominan dan kuat.
"Akhirnya sepakat kami memilih untuk menggunakan pendekatan yang lebih realistis. Harapannya ketika penonton melihat Arok, rasanya lebih mencekam. Ada rasa takut yang tercipta di antara penonton karena bisa membayangkan ini bisa terjadi, kapan saja, di mana saja,” ujar Angga.
Baca Juga: Bentuk Kepala V BTS Sehabis Dicukur Jadi Topik Heboh Knetz di Komunitas Online
Ardhito Pramono dan Ganindra Bimo pun menggambarkan bagaimana Rio Dewanto sukses menampilkan Arok yang menyeramkan dan berhasil menimbulkan ketakutan di set.
"Gue beneran ketakutan saat itu, sampai nangis,” ungkap Ardhito Pramono.
"Ketakutan, kengerian, serem, cocok lah sama Rio Dewanto,” lanjut Ganindra Bimo.
Baca Juga: Wooga Squad Bestie! Park Seo Joon Beri Kabar Terbaru Tentang V BTS Sejak Wajib Militer
Sinopsis
Film 13 Bom di Jakarta menggambarkan situasi kelam kota Jakarta ketika sekumpulan teroris
melancarkan serangan dengan ancaman bom yang disebar di seantero Jakarta.
Pemimpin kelompok teroris, Arok, yang diperankan oleh Rio Dewanto, terus menebar teror dengan
meledakkan bom setiap 8 jam.