Dwiki Dharmawan dan Ferdinand Soputan Eksplorasi Kolintang Lewat Duo Kolintang 'The Sounds from Minahasa'

21 Desember 2021, 20:56 WIB
Dwiki Dharmawan dan Ferdinand Soputan Eksplorasi Kolintang Lewat Duo Kolintang 'The Sounds from Minahasa' /Tangkapan layar press confrence virtual Duo Kolintang

SELEBRITALK - Di penghujung tahun 2021, tepatnya tanggal 21 Desember 2021, maestro Dwiki Dharmawan dan musisi kolintang Ferdinand Soputan meluncurkan sebuah karya album musik berjudul 'Duo Kolintang; The Sounds From Minahasa'.

Karya ini sejatinya merupakan kerja kolaboratif Dwiki Dharmawan yang telah dikenal luas sebagai pianist jazz bersama musisi kolintang muda, Ferdinand Soputan, yang juga sudah dikenal sebagai pemain atau pelatih kolintang dengan sejuta talenta.

Jadi karya ini merupakan kolaborasi piano dan kolintang, namun Dwiki Dharmawan lebih senang menyebutnya sebagai 'Duo Kolintang'.

Demikian pun, di dalam karya ini, justru terpentas sebuah model aransemen yang berbeda dengan aransemen biasanya dalam penggarapan musik kolintang.

Baca Juga: Proyek Istimewa HUT Jaemin NCT, Jaeminnesia Tayangkan Iklan Na Jaemin di 94 Stasiun Kereta di Indonesia

Dwiki Dharmawan dan Ferdinand Soputan memiliki keinginan luhur untuk mengeksplorasi salah satu musik khas Minahasa, kolintang yang saat ini dalam proses menuju UNESCO.

"Karya ini dilatarbelakangi oleh keinginan kami untuk mengeksplorasi salah satu musik khas Minahasa yaitu kolintang yang saat ini dalam proses menuju UNESCO, sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia, tepatnya suku Minahasa," kata Dwiki Dharmawan dalam press confrence virtual, Selasa 21 Desember 2021.

Dia melanjutkan, "Kita meyakini bahwa jika kita memandang jauh ke belakang, musik kolintang ini memiliki sejarah yang panjang, termasuk sarat dengan kekhasan atau memiliki keunggulan tertentu."

Maka karena keunggulan tersebut, Dwiki Dharmawan menegaskan, “Karya kami ini adalah wujud dari pemajuan kebudayaan, karena Indonesia merupakan negari yang kaya akan budayanya. Karena kekayaannya itulah, saya bersama Ferdi, mencoba berkarya bersama dengan berkolaborasi, sebagai bagian awal kami untuk melahirkan karya yang lebih lengkap lagi."

Baca Juga: Profil dan Biodata Gan Gan Wigandi, Gemparkan Juri X Factor Indonesia, Tak Punya Ongkos Pulang ke Tasikmalaya

"Mengapa ini baru terbatas, karena kami baru mengolaborasikan piano dan kolintang melodi, ke depannya kami akan mengolaborasikan piano dengan ansambel musik kolintang kayu yang lengkap," tambah Dwiki Dharmawan.

Dalam proses kreatif mengerjakan album yang berisikan 8 (delapan) buah lagu ini, tak lepas dari dukungan sosok yang selalu menunjang dan menyokong kerja-kerja seni termasuk di bidang kolintang, yaitu Ibu Penny Marsetio yang juga merupakan ketua Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia.

Dalam sebuah kesempatan diskusi, beliau menegaskan bahwa kolintang harus bergaung, ke seantero Indonesia, bahkan mancanegara, maka penciptakan karya musik kolaboratif ini tentu menjadi salah satu upaya untuk menggaungkan kolintang itu, "biarin kolintang itu bunyi terus, seperti aslinya: tong ting tang."

Album ini juga sekaligus ‘ditemani’ oleh lahirnya sebuah buku, yang bukan kebetulan, ditulis oleh pasangan / tandem Dwiki Dharmawan dalam album ini, yakni Ferdinand Soputan.

Baca Juga: Sosok Steven Richard, Mantan Supir Grab yang Beli Mobil Alphard Billy Syahputra Secara Cash

Dalam pendahuluan buku ini, Ferdinand Soputan menegaskan bahwa, "Sejatinya album rekaman yang telah dikerjakan ini, merupakan langkah pertama dalam upaya kami untuk, bukan hanya menjawab tantangan global terkait adanya perubahan dalam segala segi kehidupan, tetapi juga membuktikan bahwa musik kolintang itu sangat terbuka. Saya berpikir juga bahwa musik musik berbasis tradisi dari daerah lain, memiliki kekhasan yang sama."

Demikian juga Ferdinand yang merupakan Master Kajian Seni jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menegaskan, "Perjalanan kami dalam proses rekaman dan proses penulisan buku ini memperjelas dan mempertegas bahwa kita harus berubah, dan kita jugalah yang harus membawa perubahan pada sebuah kebudayaan, peradaban, dan seni musik itu, karena kita sebagai subjek menjadi penentu perubahan itu."

Dia melanjutkan, "Maka dari itu, selanjutnya proses perubahan yang kami bawa saat ini adalah memulai dari ‘hal kecil’ yakni proyek musik bersama antara piano sebagai keahlian utama om Dwiki dan melodi kolintang yang merupakan keahlian saya. Setelah proses ini, maka kami juga akan melangkah ke model rekaman antara piano dengan kolintang dalam bentuk ansambel musik, yakni alat musik lengkap dengan semua alat yang merupakan standar penggunaan ansambel musik kolintang kayu Minahasa.”

Di sisi lain, Ambrosius Loho, yang merupakan Dosen Universitas Katolik De la Salle Manado, selaku editor menyatakan bahwa, "Kerja seni atau kerja budaya ini merupakan proses pengaplikasian nilai-nilai universal musik tradisional."

Baca Juga: Menikah Hari Ini dengan Non Artis, Honey Lee Sempat Benci Pertanyaan Kapan Kawin

"Nilai-nilai itu nyata lewat keselarasan dalam memainkan dan menyaksikan (memberi perhatian) pada musik kolintang. Melalui keselarasan, kita bukan hanya mulai berusaha mengundang dimensi spiritual (motivasi dan semangat), tapi juga menyatukan diri dengan spirit kolektif (kebersamaan yang selaras) dan spirit kosmik (alam semesta)," tambahnya.

Dia melanjutkan, "Maka lewat seni tradisional, kita mampu melihat sisi spirit kebersamaan dan spirit kesemestaan universal yang justru menyebabkan tumbuh dan berkembangnya harmoni dalam universalitas."

Karenanya selalu dibutuhkan kembali saat-saat reflektif melalui karya-karya seni. Di situlah antar lain implikasi positif dari seni musik tradisional kolintang.

Sementara itu, seluruh video musik pada Album Duo Kolintang 'The Sounds from Minahasa' disutradarai oleh Stondly Saga.

Baca Juga: Profil dan Biodata Selebgram Seksi Tisya Erni, Pemain Ikatan Cinta yang Pernah Punya Hubungan dengan Sule

Baca Juga: Tak Kuat di Tengah Pandemi, Juice Cartel Indonesia Alami Krisis

Audio maupun video sudah dapat dinikmati pada semua platform digital streaming seperti Spotify, Apple Music, Deezer, JOOX, Resso, Langit Muusik, YouTube dan lain-lain.

Track list album digital Duo Kolintang 'The Sounds from Minahasa' rencananya berisikan 8 lagu yakni O Ina Ni keke, Tahanusang Sangihe, Oh Minahasa, Si Patokaan, Ampar-Ampar Pisang – Cik-cik Periok (medley), Manuk Dadali, Rasa Sayange, dan From Indonesia with Love (medley lagu-lagu Nusantara).***

Editor: Oktra Zulhaedah

Tags

Terkini

Terpopuler