Puasa Baru Setengah Bulan, Muhammadiyah Sudah Tentukan Tanggal Hari Raya Idul Fitri 2021

- 29 April 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi hari raya Idul Fitri.
Ilustrasi hari raya Idul Fitri. /Pixabay.com/John Peter/

SELEBRITALK - Umat muslim saat ini masih menjalankan ibadah puasa untuk hari ke-17. Puasa Ramadhan umumnya dilakukan selama satu bulan penuh hingga terlihat hilal sebagai tanda berakhirnya bulan puasa.

Namun meski masih ada setengah bulan lagi waktu kita untuk berpuasa, pimpinan pusat (PP) Muammadiyah telah mengumumkan tanggal hari raya Idul Fitri yang akan jatuh pada 13 Mei 2021.

Hal itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal sebagai metode yang selama ini diterapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Sementara Kementerian Agama hingga sejauh ini masih belum menentukan kapan tepetnya hari raya Idul Fitri.

Baca Juga: Viral, Beredar Video Diduga Munarman 'Check In' di Hotel dengan Wanita Bernama Lily Sofia

Dilansir dari Ringtimes Bali pada artikel berjudul Muhammadiyah Tentukan 1 Syawal 1442 H Jatuh pada Kamis Wage 13 Mei 2021, lantas mengapa Muhammadiyah sudah terlebih dahulu mengumumkan dan dari mana cara mereka menentukan waktu dan tanggalnya?

Untuk penentuan baik Puasa Ramadhan dan 1 Syawal 1442 H tersebut dikutip dari maklumat Muhammadiyah di laman resminya, menyebutkan ijtimak jelang syawal 1442 H terjadi pada Rabu Pon, 12 Mei 2021 M pukul 02.03.02 WIB.

Dari maklumat tersebut selain sudah menentukan puasa Ramadan yang jatuh pada 1442 Hijriyah atau pada Selasa Wage, 13 April 2021 M dan 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis Wage, 13 Mei 2021 M.

Muhammadiyah juga sudah menentukan 1 Zulhijah 1442 H yang jatuh pada Ahad Pon, 11 Juli 2021 M.

Baca Juga: Curhat Hetty Holscher Tak Mendapatkan Ucapan dan Doa dari Nathalie Holscher di Ulang Tahunnya ke-70

Rupanya Muhammadiyah menentukan waktu 1 Syawal berdasarkan ilmu hisab. Kata 'hisab' berasal dari kata Arab Al-hisab yang berarti perhitungan atau pemeriksaan.

Dalam hadis, kata hisab lebih banyak digunakan untuk arti perhitungan pada hari kemudian. Hisab atau nahsubu menunjukkan arti perhitungan gerak bulan dan matahari untuk menentukan waktu, yaitu hisab untuk menentukan bulan kamariah.

Dan hisab yang digunakan Muhammadiyah adalah hisab wujud al-hilal, yakni metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhinya tiga parameter.

Tiga parameter itu antara lain: terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.***(Tri Widiyanti/Ringtimes Bali)

Editor: Gilang Kencana C.R

Sumber: Ringtimes Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah