Meluruskan Polemik PON Papua, PMP Jerman Adakan Forum Diskusi Terbuka

- 16 Juni 2021, 15:32 WIB
Meluruskan Polemik PON Papua, PMP Jerman Adakan Forum Diskusi Terbuka
Meluruskan Polemik PON Papua, PMP Jerman Adakan Forum Diskusi Terbuka /Dok. Birkom publik KemenPUPR

“Saya juga salah satu perempuan Papua yang terlibat dalam acara ini, perempuan Papua, kulit hitam, rambut keriting. Di dalam acara PON ini banyak sekali perempuan Papua yang sudah ada di sana bekerja, mungkin tidak terlihat. Tapi kita yang menyusun acara.” jelas Meilaine.

Selain itu Meilaine juga menyampaikan terima kasih kepada Stephen Wally dan Arie Kriting yang sudah mau berbicara mengenai perempuan Papua.

“Kaka dorang sudah berusaha sekuat tenaga, kita berterima kasih sekali, kita perempuan Papua bangga kaka dong mau bersuara mewakili torang,” ungkapnya.

Sedangkan Jeni Karay, yang juga menjadi pembicara dalam forum ini dalam closing statement-nya mengingatkan jangan sampai atlet tidak diperhatikan karena mereka merupakan bagian paling penting dalam perhelatan ini.

“Jangan sampai kita lupa hal yang esensial, jangan sampai unsur yang paling utama yaitu atlet itu malah tidak kita perhatikan. Karena kita lagi disorot banyak orang, jangan sampai kita lagi disorot tapi kita sendiri tidak begitu antusias dengan acara yang ada di torang punya Tanah,” jelas Jeni.

Baca Juga: Disebut Tak Ramah, Keanu: Emang Aku Harus Lucu Setiap Saat Ya?

Di penghujung sesi tanya jawab bersama peserta diskusi, pak Roy menegaskan kembali bahwa PON Papua memang milik orang Papua dan memihak sepenuhnya kepada masyarakat Papua.

Hal ini ditunjukan dengan memprioritaskan produk asli Papua dan UMKM milik orang Papua untuk mendapatkan tempat pada venue-venue yang tersedia.

“Saat penyelenggaraan PON itu semua unsur, UMKM yang ada di Papua di klaster-klaster terutama, itu menjadi prioritas utama untuk masuk ke venue-venue untuk dijual.”

“Kita hanya mengizinkan yang asli papua, produk asli papua, mulai dari noken segala macam itu masuk ke venue sebagai souvenir yang akan dijual, dan yang jual juga masyarakat asli Papua tidak boleh orang lain karena (tempatnya) terbatas,” tegas Roy.

Halaman:

Editor: Oktra Zulhaedah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x