SELEBRITALK - "Sepertinya, setelah dia (Hardi), tidak ada lagi sosok seniman seperti Suhardi yang sangat konsisten dalam berkarya dan kritikal,” ungkap Ketua Komite Seni Rupa DKI Aidil Usman.
Pernyataan Aidil diungkapkan dalam acara diskusi kebudayaan bertajuk "Suhardi Presiden Pelukis Penyampai Kebenaran" untuk mengenang wafatnya pemilik nama lengkap KP Hardi Danuwijoyo (1951-2023).
Pelukis Hardi wafat pada Kamis, 28 Desember 2023 dan dimakamkan di peristirahatan terakhir di Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Agensi Lee Sun Gyun Siap Tempuh Jalur Hukum Atas Rumor dan Laporan Berbahaya yang Tersebar
Dalam peringatan tujuh hari kematiannya, diskusi budaya untuk mengenangnya diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 3 Januari 2024. Dihadiri para seniman, budayawan, usahawan, dan mahasiswa.
Agenda diskusi selain menghadirkan Ketua Komite Seni Rupa DKI Aidil Usman, nampak pula kurator seni rupa Bambang Asrini Wijanarko, novelis Fanny Jonathans Poyk, dan kritikus seni Yusuf Susilo Hartono dengan moderator Amien Kamil.
Menurut Aidil Usman, sosok Suhardi adalah seniman yang lantang dalam menyampaikan kritik. “Setiap peristiwa penting dan bernilai sejarah selalu bisa dijadikan ‘nilai’ dalam setiap karya lukisan Suhardi,” ujarnya.
Sementara Fanny Jonathans Poyk mengenal Hardi sejak kanak-kanak umur 6 tahun, saat tinggal di Bali dan diajak ayahnya untuk melihat kehidupan para pelukisBali. Ia menyebut keseharian Hardi memang sangat penuh kritik.