SELEBRITALK - Komedian Kiwil dikenal beberapa kali hidup berpoligami. Di balik itu semua, ada seseorang yang bisa menahan rasa sabarnya ketika dipoligami yakni mantan istri pertama Kiwil, Rohimah.
Ia menceritakan keluh kesahnya di saluran YouTube milik Maia Estianty, MAIA ALELDUL TV, Rohimah mencurahkan isi hatinya kepada Maia tentang pengalaman hidup berpoligami selama 17 tahun dengan Kiwil.
“Kalau untuk mengatur semuanya, saya yang pertama ini berdoa ya atau banyak doa, kebetulan saya punya guru ngaji juga sahabat sahabat saya yang merangkul saya banget, pada saat itu memang tidak mudah ya menahan, sabar menahan supaya jangan marah, menahan cemburu, memang tidak mudah buat saya itu yang me-manage hati saya sendiri,” ujar ibu 4 orang anak ini.
Lantas Maia yang notabenenya antipoligami ini menanyakan bagaimana caranya bisa sesabar itu.
“Gimana caranya yaitu tadi saya datang ke guru ngaji saya, saya mengaji saya kita dzikiran, supaya saya bisa mengendalikan hawa nafsu amarah saya, terus beliau menuntun saya dan temen temen saya juga merangkul saya banget kalau lagi suntuk di rumah, tinggal telpon aja ketemuan dimana kita ketawa-ketawa ajalah ngga usah pikirin yang dirumah, nah kalau menahan rasa cemburu paling yaitu saya main kemana gitu, pokoknya bikin saya lupa akan sesuatu hal yang bikin saya sakit hati gitu aja sih, selebihnya saya berdoa kepada Allah untuk menguatkan hati saya,” terangnya.
Baca Juga: Arsy Widianto Terluka Mengejar Cinta Tiara Andini di Single 'Padamu Luka'
Kemudian Maia menanyakan apakah ada rasa cemburu yang bergelora di hati Rohimah?
“Yaitu nasehat aja ya dari guru ngaji saya, temen saya juga dan saya berpikir gini loh memang cemburu ya, saya tapi akhirnya saya berpikir ngapain saya nyakitin diri sendiri dengan rasa cemburu ya, saya ada ngomong sama suami waktu itu masih suami saya, ya pokoknya saya ngomonglah sama suami curhatlah sama suami kalau pada saat itu suami menanggapi kecemburuan saya dengan dia peluk saya dia memberikan kehangatan sama saya, saya ngga menjadi masalah maksudnya ngga ada berantem tapi kalau saya udah ngomong sama suami tapi suami jawab ya udahlah pada saat itu, saya orangnya banyak mengalah ya, sudahlah ini memang ujian saya cobaan saya, ya mudah-mudahan sih besok ngga tapi ya begitulah perjalanan terus berjalan ya sudahlah,“ ungkapnya.
Salah satu yang membuat Rohimah bertahan selama tujuh belas tahun adalah anak anaknya.
“Waktu itu memang anak-anak masih kecil kemudian ibu saya bilang kalau kamu berpisah dari Kiwil nanti anak-anak gimana, anak anak masih butuh bapaknya dan ibunya, keluarga saya dan keluarga Bang Kiwil juga menguatkan saya dan guru ngaji saya menguatkan saya maka terjadilah tujuh belas tahun itu” kata wanita yang dinikahi Kiwil pada tahun 1998 ini.
Maia pun menanyakan apakah anak-anak tidak protes kalau ayahnya selalu berpoligami?
“Anak-anak kalau tujuh belas tahun yang kemarin sih ngga banyak protes, justru yang ketiga dan keempat ini, karena anak pertama saya kan udah besar udah dua puluh satu tahun umurnya, dengan ayahnya protes gitu ngga maulah melihat kondisi ayahnya poligami terus, jadi yang jelas untuk saat ini anak-anak saya berpikir udah lah, yah malu kayak gitu-gitu terus tapi kan ayahnya masih begitu terus seperti itu, jadinya saya kasih pengertian ke anak-anak kayaknya kalau bunda ngga bisa deh melanjutkan sama ayah kalau dalam posisi berpoligami terus, awalnya sih anak-anak ngga setuju saya berpisah tapi melihat kondisi bundanya tertekan, bundanya sedih terus akhirnya mereka menyetujui saya berpisah“ ujarnya sambil tersenyum.
Kemudian Maia menanyakan apakah Rohimah pernah menangis dan jawaban Rohimah pun sangat mengejutkan.
“Kalau dulu jujur saya bisa nangis sehari tiga kali, nangis itu selama tujuh tahun delapan tahunlah,” sahutnya.
Baca Juga: Pernah Pacaran, Angga Yunanda dan Syifa Hadju Kembali Dipersatukan Lewat Single Duet 'Cinta Hebat'
Maia ternyata masih oenasaran bagaimana Rohimah bisa sesabar itu meskipun akhirnya Rohimah menggugat cerai Kiwil.
“Saya tahajud untuk menghilangkan rasa berburuk sangka ya larinya saya ke Allah, saya curhatin sama Allah setelah saya sudah ngadu sama Allah, di samping saya ada sahabat saya jadi gini kalau memang dia tidak mau berbuat adil terhadap saya biarlah hanya dia saya ambil pahalanya aja deh, saya ambil yang baiknya aja deh kalau saya ikutin rasa berburuk sangka saya, terus saya yang akan sakit hati waktu itu sih pernah juga negor ke Bang Kiwil kalau Bang Kiwil kan gitu semakin ditanya bisa semakin marah, makanya kalau saya tanya terus bisa jadi berantem makanya ya udahlah saya serahkan sama Allah “ tutup Rohimah.***