Baca Juga: Profil dan Biodata Bimo Aryo, Ahli Kretek Abal Abal yang Jadi Langganan Artis
7. Gangguan hati
Pada penyakit hati berat, gangguan pada produksi faktor pembekuan darah bisa terjadi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan internal dI berbagai bagian tubuh, termasuk otak.
8. Kelainan darah
Kelainan darah atau kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan anemia sel sabit, bisa berdampak pada terjadinya penurunan kadar trombosit darah.
Selain beberapa penyebab di atas, ada pula faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuluh darah pecah di otak, yaitu adanya tumor otak dan efek samping obat pengencer darah.
Baca Juga: Profil dan Biodata Demas Narawangsa, Calon Suami Eva Celia yang Dibanggakan Sophia Latjuba
Gejala Pembuluh Darah Pecah
Jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak, ada beberapa gejala dapat muncul, di antaranya:
- Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak
- Kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadak.
- Gangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanya
- Sulit menelan.
- Sulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan
- Muntah-muntah.
- Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya.
- Kesulitan menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu
- Sering kebingungan atau mengigau.
- Bila stroke terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, penderita harus dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit untuk mendapat penanganan medis yang memadai.
Baca Juga: Profil dan Biodata Eva Celia, Putri Sophia Latjuba yang Baru Saja Dilamar di Hari Ulang Tahunnya