SELEBRITALK - Drakor Jirisan yang baru menayangkan dua episode, tetapi sudah mulai menjadi pembicaraan di kota karena berbagai alasan.
Serial tvN Jirisan ini sebelumnya menjadi berita utama karena efek CG-nya yang “amatir”, menimbulkan kritik tanpa henti dari netizen dan sutradara film lainnya.
Tak hanya itu, para penonton juga mengkritik penempatan produk berlebihan (PPL) yang ditempatkan sepanjang episode, menambah kekecewaan mereka secara keseluruhan.
Oleh karena itu, tampaknya investor drakor Jirisan mulai mengungkapkan keprihatinan dan kekhawatiran mereka dengan serial tersebut.
Melansir dari laman Koreaboo, telah dilaporkan oleh banyak agensi media bahwa harga saham AStory, perusahaan produksi di belakang Jirisan, telah mulai anjlok setelah drakor tersebut tayang, yang turun terus menerus.
Menurut laporan tersebut, saham AStory dihargai 41.200 KRW (sekitar Rp498,735) per saham, tetapi setelah pemutaran perdana drakor Jirisan, harga telah turun sebesar ₩9,400 KRW (sekitar Rp113,793) per saham hanya dalam satu hari. Ini berarti saham AStory anjlok sekitar 20% setelah rilis Jirisan.
Tak hanya saham AStory saja, namun Studio Dragon, yang merupakan perusahaan produksi lain yang ikut memproduksi Jirisan juga mengalami penurunan besar dalam stok mereka setelah pemutaran perdana seri tersebut.
Ketika mereka memulainya dengan harga 92.100 KRW (sekitar Rp1,114,931), setelah debut drakor Jirisan, saham perusahaan turun 3,300 KRW (sekitar Rp39,948).