Dwiki Dharmawan dan Ferdinand Soputan Eksplorasi Kolintang Lewat Duo Kolintang 'The Sounds from Minahasa'

- 21 Desember 2021, 20:56 WIB
Dwiki Dharmawan dan Ferdinand Soputan Eksplorasi Kolintang Lewat Duo Kolintang 'The Sounds from Minahasa'
Dwiki Dharmawan dan Ferdinand Soputan Eksplorasi Kolintang Lewat Duo Kolintang 'The Sounds from Minahasa' /Tangkapan layar press confrence virtual Duo Kolintang

Baca Juga: Profil dan Biodata Gan Gan Wigandi, Gemparkan Juri X Factor Indonesia, Tak Punya Ongkos Pulang ke Tasikmalaya

"Mengapa ini baru terbatas, karena kami baru mengolaborasikan piano dan kolintang melodi, ke depannya kami akan mengolaborasikan piano dengan ansambel musik kolintang kayu yang lengkap," tambah Dwiki Dharmawan.

Dalam proses kreatif mengerjakan album yang berisikan 8 (delapan) buah lagu ini, tak lepas dari dukungan sosok yang selalu menunjang dan menyokong kerja-kerja seni termasuk di bidang kolintang, yaitu Ibu Penny Marsetio yang juga merupakan ketua Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia.

Dalam sebuah kesempatan diskusi, beliau menegaskan bahwa kolintang harus bergaung, ke seantero Indonesia, bahkan mancanegara, maka penciptakan karya musik kolaboratif ini tentu menjadi salah satu upaya untuk menggaungkan kolintang itu, "biarin kolintang itu bunyi terus, seperti aslinya: tong ting tang."

Album ini juga sekaligus ‘ditemani’ oleh lahirnya sebuah buku, yang bukan kebetulan, ditulis oleh pasangan / tandem Dwiki Dharmawan dalam album ini, yakni Ferdinand Soputan.

Baca Juga: Sosok Steven Richard, Mantan Supir Grab yang Beli Mobil Alphard Billy Syahputra Secara Cash

Dalam pendahuluan buku ini, Ferdinand Soputan menegaskan bahwa, "Sejatinya album rekaman yang telah dikerjakan ini, merupakan langkah pertama dalam upaya kami untuk, bukan hanya menjawab tantangan global terkait adanya perubahan dalam segala segi kehidupan, tetapi juga membuktikan bahwa musik kolintang itu sangat terbuka. Saya berpikir juga bahwa musik musik berbasis tradisi dari daerah lain, memiliki kekhasan yang sama."

Demikian juga Ferdinand yang merupakan Master Kajian Seni jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menegaskan, "Perjalanan kami dalam proses rekaman dan proses penulisan buku ini memperjelas dan mempertegas bahwa kita harus berubah, dan kita jugalah yang harus membawa perubahan pada sebuah kebudayaan, peradaban, dan seni musik itu, karena kita sebagai subjek menjadi penentu perubahan itu."

Dia melanjutkan, "Maka dari itu, selanjutnya proses perubahan yang kami bawa saat ini adalah memulai dari ‘hal kecil’ yakni proyek musik bersama antara piano sebagai keahlian utama om Dwiki dan melodi kolintang yang merupakan keahlian saya. Setelah proses ini, maka kami juga akan melangkah ke model rekaman antara piano dengan kolintang dalam bentuk ansambel musik, yakni alat musik lengkap dengan semua alat yang merupakan standar penggunaan ansambel musik kolintang kayu Minahasa.”

Di sisi lain, Ambrosius Loho, yang merupakan Dosen Universitas Katolik De la Salle Manado, selaku editor menyatakan bahwa, "Kerja seni atau kerja budaya ini merupakan proses pengaplikasian nilai-nilai universal musik tradisional."

Halaman:

Editor: Oktra Zulhaedah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x