Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan, Sebaiknya Disegerakan

- 17 Mei 2021, 06:52 WIB
Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan, Sebaiknya Disegerakan
Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan, Sebaiknya Disegerakan /Pixabay

 

SELEBRITALK - Memahami bacaan niat dan cara qadha puasa Ramadhan, wajib bagi yang tak bisa melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dalam satu bulan penuh.

Bulan Ramadhan adalah bulan suci bagi umat Islam. Menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan hukumnya wajib dilaksanakan.

Bagi umat muslim yang pada bulan Ramadhan kemarin tidak mampu menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh, Allah memberi keringanan untuknya dengan cara qadha puasa.

Baca Juga: Ini Waktu yang Tepat Sholat Dhuha, Simak Tata Cara dan Keutamaannya

Bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan, wajib menggantinya. Berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 184, wajib mengganti puasa sebanyak hari yang telah ditinggalkan.

Allah SWT berfirman, "Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib baginya mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin,” (QS. Al-Baqarah: 184).

Untuk bacaan niat dan cara qadha puasa Ramadhan tidak jauh berbeda dengan puasa Ramadhan.

Baca Juga: Mengenal Puasa Ayyamul Bidh, Bacaan Niat dan Asal Muasalnya

Bacaan niatnya adalah diganti dengan niat qadha puasa Ramadhan, bukan lagi puasa Ramadhan.

Qadha puasa berlaku bagi orang yang sanggup berpuasa namun terhambat karena adanya halangan tertentu.

Dikutip dari kepri.kemenag.go.id, ketentuan qadha puasa, yaitu bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa karena dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan yang jauh dan bersifat temporer.

Baca Juga: Dahsyatnya Sedekah Subuh, Doa Cepat Terkabul hingga Kabulkan Hajat

"Sedangkan bagi mereka yang meninggalkan puasa ramadhan karena lanjut usia, sakit menahun yang tidak ada harapan kesembuhannya serta wanita hamil dan wanita yang menyusui yang meninggalkan puasa karena khawatir akan janin yang dikandungnya dan anak yang disusuinya, maka dikenai fidyah puasa Ramadhan dengan cara memberi makan orang miskin dengan kadar besar fidyah: 1 mud atau 8 ons, yang jika diuangkan senilai Rp15.000 per hari sebanyak puasa yang ditinggalkan.”

Dan bagi mereka yang melakukan hubungan suami istri pada siang hari di bulan ramadhan maka ia diwajibkan Kifarat/ Denda Puasa dengan pilihan sebagai berikut, memerdekakan budak, jika tidak mampu maka dapat melaksanakan puasa dua bulan bertuturt-turut dan apabila tidak mampu juga maka diwajibkan memberi makan 60 orang fakir/miskin.

Baca Juga: Hidup Sehat dengan Puasa Senin Kamis, Begini Niatnya

Bacaan Niat Qadha Puasa

Menurut Mazhab Imam Syafi’i, berniat qadha puasa Ramadhan adalah wajib dibaca di malam hari sebelum puasa di keesokan harinya.

Berikut bacaab niat qadha puasa Ramadhan: 

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Bacaan Doa Buka Puasa

Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah-ed.

Artinya: “Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki” (Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, nomor 2357]).

Baca Juga: Donasi Atta Aurel untuk Palestina Tembus Rp1,9 Miliar

Cara Qadha Puasa Ramadan untuk Waktu Pelaksanaan

Yang paling penting membayar hutang puasa sebaiknya dilakukan sesegera mungkin dan wajib dilakukan sebelum tiba waktu Ramadhan berikutnya.

Waktu pelaksanaan mengganti puasa Ramadhan boleh kapan saja. Perlu dijadikan catatan, makruh hukumnya jika mendahulukan puasa sunnah daripada puasa qadha.

Mendahulukan puasa sunnah di sini, misalnya puasa Senin dan Kamis, puasa Syawal, puasa Ayyamul Bidh, puasa Tasu'a, puasa Asyura, puasa Daun, dan lainnya.

Pelaksanaan cara qadha puasa Ramadhan adalah dilakukan secara berurutan ataupun tidak, dapat dilihat dari beberapa pendapat berikut.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Sapri Pantun Sempat Ucapkan Nama untuk Anak Keduanya

Pendapat pertama, cara qadha puasa Ramadan menyatakan puasa qadha harus dilaksanakan secara berurutan karena puasa yang ditinggalkan juga berurutan. Namun belum ada hadits yang shahih tentang pendapat ini.

Pendapat cara qadha puasa Ramadhan dengan menggabungkan ini dikuatkan oleh Syeikh Abubakar bin Syatha dalam I'anatuth Thalibin, seperti dikutip dari laman NU.

Baca Juga: Rilis 'Lagu Takbir' Wujud Syukur Atta Halilintar Kepada Allah

Pendapat kedua, cara qadha puasa Ramadhan menyatakan pelaksanaan qadha puasa tidak harus dilakukan secara berurutan. Tidak ada satupun dalil yang menyatakan bahwa puasa qadha harus dilaksanakan secara berurutan.

"Qadha (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan." (HR. Daruquthni).***

Editor: Oktra Zulhaedah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x