SELEBRITALK - Latar belakang ekonomi keluarga kadang menjadi dasar bagaimana seorang anak kelak terbentuk, begitupun yang dialami oleh Efi Dwi Prasetyowati atau yang akrab disapa Miss Cindy.
Miss Cindy pernah merasakan berada di titik rendah dalam hidupannya, di mana kala itu ia sering merasakan direndahkan dan dilecehkan.
Namun berbeda dengan kebanyakan orang yang jumawa Ketika sudah sukses, justru selebgram yang memiliki lebih dari 40 ribu follower itu malah kian sering untuk berbagi dengan orang lain.
Baca Juga: Laris Manis, Kopi Curhat Kembali Buka Gerai Ketiga
Miss Cindy mengaku keinginan untuk dapat berbagi itulah yang menjadi motivasi besar sehingga ia bisa sukses seperti saat ini.
Bahkan baru baru ini ia baru saja merilis sebuah Café Eighteen Coffee Lamongan, bukan hanya sekedar tempat usaha biasa, namun dengan tujuan agar café itu dapat menjadi tempat dirinya melakukan kegiatan sosial seperti berbagi nasi kotak dapat terlaksana secara rutin setiap hari.
“Meskipun tujuan utama didirikannya café tersebut untuk kegiatan sosial saya, namun juga tentu kita tetap berusaha mengutamakan kepuasan pelanggan dan memberi pengalaman baru pada pelanggan untuk merasakan tempat makan premium dengan harga lokal di Lamongan,” ungkap Miss Cindy kepada awak media di Jakarta, Kamis 24 Juni 2021.
Baca Juga: Belum Genap Seminggu Dirilis, Sarung Bantal Rp750 Ribu Pilihan Nagita Slavina Ini Laku Keras!
Miss Cindy memamparkan sajian yang dia suguhkan selalu menggunakan bahan bahan dan citarasa premium.
Menu andalan Café Eighteen Coffee adalah wagyu steak, yakni daging steak yang empuk dipadukan dengan saus khas dari Eighteen yang menurutnya akan selalu membuat pelanggan kangen karena rasanya yang selalu membuat ketagihan.
Ia bahkan telah berkomitmen 50 persen dari pemasukannya selalu ia berikan pada yang membutuhkan, barulah sisanya untuk keperluannya dan keluarga.
Baca Juga: Download Lagu dan Lirik Lagu ‘Sempurnakan Hariku’ Rey Mbayang, Trending YouTube!
Kegiatan sosial rutin yang biasa ia lakukan adalah berbagi minimal 500 nasi kotak ke orang yang membutuhkan setiap hari.
“Kalau rutinitas bulanan adalah bedah rumah yang saat ini sudah menginjak rumah ke 12 dan akan ada pembangunan musholla juga.”
“Selain itu juga berbagi 1.000 sembako serta menyantuni anak yatim setiap bulan yang selama ini terus berjalan. Ke depannya juga saya ingin membuat TPQ, yayasan panti, dan sekolah gratis,” ujar dia.
Bagi Miss Cindy, berada di posisi sekarang bukanlah semudah membalikan telapak tangan. Sewaktu kecil dan remaja, Miss Cindy tak bisa merasakan waktu bermain seperti anak lain kebanyakan.
Bagaimana tidak, ia harus sekolah di pagi hari, lalu membantu orangtua berjualan di rumah sembari mengurusi toko online yang sudah ia mulai rintis juga.
“Sejak saya di bangku sekolah dasar, saya sudah membantu orangtua saya berjualan gorengan di rumah, kemudian di sekolah saya juga mencoba menjadi reseller, jualan produk-produk orang buat nambah pemasukan. Sepulang sekolah menjaga toko orang,” kenangnya.
Namun bagaimanapun latar belakang seseorang, Miss Cindy berhasil membuktikan bahwa yang terpenting adalah tetap tekun berusaha dan berbuat baik, walaupun sering dihadapkan dengan rintangan dan kegagalan.
Namun Miss Cindy terus mencoba dan pantang menyerah, ia yakin pasti akan berhasil seperti yang ia lakukan saat ini.***