Network
SELEBRITALK - Agresi militer Israel ke Palestina menyita perhatian publik. Banyak yang mengutuk langkah Israel yang menggempur warga Palestina di Masjid Al Aqsa.
Sebagai bentuk kepedulian dan rasa keprihatianan, tak sedikit orang melakukan aksi turun ke jalan untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Aktor tampan Fedi Nuril bahkan memiliki cerita tersendiri saat dirinya pernah mengalami langsung kejadian yang cukup mencekam.
Fedi menceritakan pegalamannya saat syuting di Palestina pada 2014 silam. Saat itu ia hendak melakukan ibadah shalat dzuhur dan mengambil gambar di Masjid Al Aqsa, Fedi ditahan oleh tentara Israel.
Baca Juga: Dinar Candy Menolak Berada Satu Acara dengan Aldi Taher, 'Hueks Males Udah Muntah'
"Tahun 2014, gue ke Palestina untuk syuting sebuah program Ramdhan," tulis Fedi Nuril, dikutip Selebritalk dari Instagram @fedinuril.
Meski demikian Fedi merasa saat itu dirinya tak takut sama sekali. Padahal tentara Israel yang menahan Fedi terlihat membawa persenjataan lengkap.
"Ketika gue dan salah satu kru masuk Masjidil Aqsha untuk salat Zuhur dan ambil gambar, gue ditahan di gerbang masuk oleh tentara Israel karena bawa tripod dan wireless mic," paparnya.
"Anehnya, walaupun tentara itu bersenjata lengkap, gue enggak merasa takut," tambahnya.
Baca Juga: Viral Video Kemesraan El Rumi dan Amanda Manopo Sukses Bikin Netizen Baper
Fedi pun lantas memberikan pendapatnya mengenai konflik di Palestina dan Israel yang telah merenggut banyak nyawa.
Menurutnya yang terjadi di Palestina saat ini bukanlah sebuah peperangan.
"Apa yang terjadi di Palestina bukan perang, tapi perebutan paksa," jelas Fedi Nuril.
"Tentara Israel didukung teknologi dari US dan negara maju lain, sedangkan rakyat Palestina bertahan dengan persenjataan seadanya," lanjutnya.
Baca Juga: Tak Terima Ayu Ting Ting Disebut Artis Paling Pelit oleh Pengemis, Abdul Rozak Angkat Bicara
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa ideologi agama dijadikan alat untuk membenarkan tindakan Israel atas Palestina.
"Ideologi agama digunakan sebagai pembenaran atas pendudukan Israel di Palestina," ungkap Fedi Nuril.
"Sedangkan faktanya, 20 persen dari jumlah penduduk Palestina beragam Katolik dan Protestan, dan mereka pun menjadi korban penyerangan tentara Israel," tutupnya.***
