Ramzi Ceritakan Kronologi Tukul Arwana Tak Sadarkan Diri, Begini Penjelasan Medis Terkait Pembuluh Darah Pecah

- 23 September 2021, 14:22 WIB
Ramzi Kabarkan Tukul Arwana 2 Hari Tak Sadarkan Diri, Begini Penjelasan Medis Terkait Pembuluh Darah Pecah
Ramzi Kabarkan Tukul Arwana 2 Hari Tak Sadarkan Diri, Begini Penjelasan Medis Terkait Pembuluh Darah Pecah /Instagram.com/@abiramzi76/

SELEBRITALK – Presenter sekaligus sahabat Tukul Arwana, Ramzi membagikan kondisi terkini komedian Tukul Arwana.

Seperti diketahui Tukul Arwana dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Cawang, Jakarta Timur sejak Rabu, 22 September 2021. Kabar beredar Tukul Arwana mengalami pendarahan otak.

Ramzi membenarkan hal tersebut. Menurut Ramzi kondisi Tukul Arwana saat ini tidak sadarkan diri. Bahkan,Tukul tidak sadarkan diri sejak kemarin.

“Pas mas Tukul di rumah, istirahat, tiba-tiba sudah tidak sadarkan diri," kata Ramzi di acara Kopi Viral Trans TV pada Kamis, 23 September 2021.

Baca Juga: Millen Cyrus Curi Perhatian Hingga Disebut Mirip Ashanty Saat Kenakan Hijab di Acara Pengajian Aurel

Menurut Ramzi, keluarga Tukul Arwana mencoba memberikan minum kepada sang komedian namun tidak berhasil.

“Air itu tidak masuk ke dalam tenggorokan dan keluar kembali,” jelas Ramzi.

Akhirnya, tim manajemen memutuskan untuk melarikan Tukul Arwana ke rumah sakit.

“Menurut informasi yang gue terima semalam, tidak sadarkan diri,” tambah Ramzi.

Baca Juga: Merasa Dijauhi, Fero Walandouw Ucap Permintaan Maaf kepada Verrel Bramasta

Penyebab Pembuluh Darah Pecah di Otak

Menurut Alodokter, pembuluh darah pecah di otak adalah kondisi kegawatdaruratan medis yang perlu segera mendapat penanganan di rumah sakit.

Semakin cepat penanganan dilakukan oleh dokter, semakin tinggi kemungkinan pemulihannya.

Bila kondisi ini terlambat ditangani, risiko terjadinya komplikasi yang fatal pun akan semakin tinggi.

Beberapa kondisi yang dapat memicu pecahnya pembuluh darah di otak, yaitu:

Baca Juga: Profil dan Biodata 3 Bridesmaid Ria Ricis, Ghea Indrawari, Nanda Arsyinta, dan Marisha Chacha

1. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami selama bertahun-tahun dapat menyebabkan dinding pembuluh darah di otak menjadi rapuh. Jika tidak segera diobati, hipertensi bisa menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan otak.

2. Gaya hidup tidak sehat

Kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan penggunaan obat-obatan terlarang, seperti heroin dan kokain, dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak.

3. Cedera kepala

Cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya perdarahan otak pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun. Cedera di kepala dapat terjadi akibat terjatuh atau kecelakaan lalu lintas.

Baca Juga: Ungkap Alasan Mau Dinikahi Siri oleh Rizky Billar, Lesti Kejora Takut Nambah Dosa

4. Aneurisma

Aneurisma adalah kondisi ketika terjadi pembesaran pembuluh darah akibat lemahnya dinding pembuluh darah. Jika sudah parah, pembuluh darah dapat pecah dan menyebabkan banyak darah masuk ke otak, sehingga menimbulkan stroke.

5. Angiopati amiloid

Kondisi ini disebabkan adanya kelainan dinding pembuluh darah akibat penumpukan protein beta amiloid. Angiopati amiloid kerap dialami oleh lansia dan penderita demensia atau penyakit Alzheimer.

6. Kelainan pembuluh darah

Kelainan pembuluh darah bisa berupa lemahnya pembuluh darah di sekitar otak atau pembuluh darah terlalu besar. Kelainan ini bisa diderita sejak lahir meski jarang terjadi.

Baca Juga: Profil dan Biodata Bimo Aryo, Ahli Kretek Abal Abal yang Jadi Langganan Artis

7. Gangguan hati

Pada penyakit hati berat, gangguan pada produksi faktor pembekuan darah bisa terjadi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan internal dI berbagai bagian tubuh, termasuk otak.

8. Kelainan darah

Kelainan darah atau kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan anemia sel sabit, bisa berdampak pada terjadinya penurunan kadar trombosit darah.

Selain beberapa penyebab di atas, ada pula faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuluh darah pecah di otak, yaitu adanya tumor otak dan efek samping obat pengencer darah.

Baca Juga: Profil dan Biodata Demas Narawangsa, Calon Suami Eva Celia yang Dibanggakan Sophia Latjuba

Gejala Pembuluh Darah Pecah

Jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak, ada beberapa gejala dapat muncul, di antaranya:

  1. Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak
  2. Kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadak.
  3. Gangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanya
  4. Sulit menelan.
  5. Sulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan
  6. Muntah-muntah.
  7. Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya.
  8. Kesulitan menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu
  9. Sering kebingungan atau mengigau.
  10. Bila stroke terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, penderita harus dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit untuk mendapat penanganan medis yang memadai.

Baca Juga: Profil dan Biodata Eva Celia, Putri Sophia Latjuba yang Baru Saja Dilamar di Hari Ulang Tahunnya

Pasien dengan pembuluh darah pecah perlu segera mendapat penanganan dalam bentuk obat-obatan untuk menstabilkan tekanan darah dan bantuan pernapasan bila kadar oksigen dalam darah berkurang atau pasien mengalami koma.

Sebagian pasien yang selamat dari pembuluh darah pecah di otak berkemungkinan tetap mengalami masalah sensoris, kejang, sakit kepala, susah tidur, atau masalah ingatan.

Oleh karena itu, bagi mereka yang selamat dari kondisi ini tetap membutuhkan terapi tambahan lain, mulai dari fisioterapi hingga terapi bicara.

Baca Juga: Lesti Kejora Dikabarkan Hamil, Rizky Billar Akui Telah Menikah Secara Agama Pada Awal Tahun 2021

Perbaiki Pola Hidup Mulai dari Sekarang

Pembuluh darah pecah adalah kondisi yang umumnya bisa dicegah. Langkah pencegahan dapat dilakukan dengan menghentikan kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah, seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Selain itu, menerapkan pola hidup sehat juga penting dilakukan, yaitu dengan konsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari.
Bagi Anda yang menderita penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, mengobati keduanya akan memperkecil risiko terjadinya pembuluh darah pecah di otak.

Bagi penderita diabetes, menjaga kadar gula darah normal juga bisa mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.***

Editor: Gilang Kencana C.R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah