Album Digital Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara (LCLDN) 2023 Dirilis Bertepatan dengan Hari Musik Nasional

- 10 Maret 2024, 04:25 WIB
Dwiki Dharmawan, Sapta Niswandar, dan Ivan Nestorman di tengah acara press conference rilis album LCLDN 2023
Dwiki Dharmawan, Sapta Niswandar, dan Ivan Nestorman di tengah acara press conference rilis album LCLDN 2023 /

SELEBRITALK - Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara (LCLDN) 2023 yang ketujuh kalinya, sukses digelar bulan Desember 2023.

Kini bertepatan dengan perayaan Hari Musik Nasional 9 Maret 2024 Album  yang berisi 12 karya lagu Finalis LCLDN 2023 tersebut diluncurkan.

Älbum ini dirilis pada berbagai platform digital dan sudah bisa dinikmati publik penggemar musik,” ungkap Dwiki Dharmawan,  Produser dan Direktur Musik LCLDN 2023 dalam acara press conference di Ruang Auditorum Jusuf Ronodipuro  RRI Jakarta (9/3). 

“Rilisan lagu lagu finalis LCLDN ini dilakukan secara bertahap. Yang pertama  dirilis  pada hari ini,  sebagai bagian momentum Hari Musik Nasional 9 Maret 2024. Kemudian  pada setiap tiga hari berikutnya akan dirilis  lagu  lain, sampai puncaknya dirilis sebagai album  pada 31 Maret 2024,”ujar Dwiki lagi.

Hadir dalam acara tersebut adalah  Sapta Nirwandar, Inisiator dan Dewan Pembina LCLDN, Oneng (Direktur, Infrastruktur, Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastuktur Kemenparekraf RI, Trie Utami, Sundari Sukotjo, Ivan Nestorman, Freitsna Sopaheluwakan (Pencipta Lagu Baku Lele, Juara I LCLDN 2023, Lucky Octavian.

Menyelamatkan Keberadaan Bahasa Daerah

Sapta Nirwandar, sebagai inisiator dan Dewan pembina LCLDN menyebut bahwa penyelenggaraan acara ini  sebagai bagian dan upaya  untuk menyelamatkan bahasa daerah ini berjalan penuh tantangan sejak tahun 2004.

“Ketika itu kita sulit mendapat dukungan, termasuk bahkan juga dari Pemerintah. Namun sekarang,  pada penyelenggaraan tahun ini jauh lebih baik.  Kalau di dalam ruangan ini terlihat sedikit yang hadir,  tapi acara ini ditayangkan secara live streaming melalui Youtube oleh RRI,”kata Sapta.

 Sapta bersyukur setelah  LCLDN sempat terhenti karena pandemi, dapat terlaksana kembali bahkan  tahun ini dirilis  dalam bentuk album Direktur Musik Dwiki Dharmawan sebagai arranger dann produser musik,

“Sehingga album ini dapat dinikmati secara luas di seluruh Indonesia bahkan dunia melalui platform digital”.

“Ajang LCLDN ini, bertujuan untuk melestarikan bahasa bahasa Nusantara melalui Musik dan Lagu. Dengan harapan, generasi muda kembali bangga dan memberikan apresiasinya terhadap Bahasa Daerah,” kata Sapta lagi.

Universalitas dan Radio Friendly

Karya dari 12 Finalis LCLDN ini mewakili kearifan lokal Nusantara, baik kekayaan bahasa daerahnya, maupun kekayaan musiknya dan yang  pasti sesuai dengan musik kekinian.

“Kang Dwiki   telah membuat aransemen yang memiliki universalitas rasa internasional  dan  juga radio friendly. Dengan ditayangkan  di Spotify, lagu daerah Indonesia bisa didengar ke seluruh dunia,” papar Ivan Nestorman salah satu anggota dewan juri LCLDN 2023.

Sementara itu, Ibu Oneng dari Kemenparekraf menyambut baik  dan mengapresiasi  ajang LCLDN.

”Karena kami melihat musik sebagai salah satu  dari 17 sektor Ekonomi Kreatif yang harus  kita kembangkan bersama. Karena  ajang ini memperlihatkan keragaman budaya yang luar biasa dan patut dilestarikan  dan ditularkan kepada generasi muda.”

Ibu Oneng juga mengingatkan sebetulnya posisi Indonesia tidak kalah dengan Korea, “hanya bagaimana kita bersama-sama  mau untuk  terus mengembangkan lagi. Karena untuk Ekonomi Kreatif posisi Indonesia diurutan ketiga setelah Amerika dan Korea. Mudah-mudahan ke depan, kita bisa meningkatkannya lagi,”ujar Ibu Oneng.

Baca Juga: Lee Joon Lakukan Transformasi 180 Derajat yang Dramatis untuk The Escape of the Seven Resurrection

12 Lagu Finalis LCLDN yang dirilis ini adalah sbb:

“Baku Kele“, karya Freitsna Sopaheluwakan, Ambon-Maluku.

“Papa Modhe“, karya Eutimirius Lodha ,Ngada-NTT.

“Mahi Mahi Nebei Be M'Bai“ karya Stephen Irianto Wally, Sentani-Papua.

“Arta Ta”” karya Daniel Yohansen Martin, Batak Toba-Sumatera Utara

“Si Tou Timou Tumou Tou“ karya Ferdinand Soputan Minahasa-Sulawesi Utara. “

“Pakeling“ karya I Gde Sudipta Chandanatha, Bali.

“Sakentang Sakentung“ karya Rizki Abdullah Tegal-awa Tengah.

“Kalimantan Tengahku“ karyaEllysa Ramayanti, Barito Utara-Kalimantan Tengah.

“Ngata Sanjobu Vatumbaso “karya Ibrahim Larengi, Palu-Sulawesi Tengah.

“Jukung Tiung“ karya Irwansyah Noor & J. Albari Banjar, Banjar-Kalimantan Selatan.

“Belitong Timur Negeri Puake“ karya Nahwand Sona Alhamd ,

“Belitong Kayoh“ karya Sri Rahayu-Nanggroe Aceh Darussalam.

Yang lebih special, lagu lagu diatas dibawakan oleh para penyanyi penuh talenta dari daerahnya masing masing yaitu Novalinda Kolibonso, Eutemirius Lodha, Stephen Irianto Wally, Linfia Purba, Stephen Lumi, Rizki Ablah, Huda Syifa & Azra Bratisia, Shouma Hunafa, Artika Bella Puspa, Bram Larengi ditambahpenyanyi terkemuka Lucky Octavian.

“Kedepan kita semua berharap acara yang luar biasa ini, yang menjadi cita-cita luhur seluruh anak bangsa, bahwa kearifan lokal nusantara, kekayaan bahasa dan keragaman musikalitasnya, lebih mendapat perhatian serius dari semua pihak”, tandas Sapta Nirwandar.

Album 12 Finalis Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara dirilis oleh LCLDN Production dengan Produser Musik Dwiki Dharmawan dan didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.***

Editor: Nini Sunny


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x