Ini karena lagu-lagu ini ditulis atau ditulis bersama oleh artis yang menandatangani kontrak dengan Universal Music Publishing Group.
“Kami sedang dalam proses melaksanakan persyaratan Universal Music Group untuk menghapus semua lagu yang telah ditulis (atau ditulis bersama) oleh penulis lagu yang menandatangani kontrak dengan Universal Music Publishing Group,” kata TikTok dalam siaran persnya pada 29 Februari 2024.
Lihatlah single solo Jungkook “Seven” dan “Standing Next to You”, yang dihapus dari TikTok karena produser Cirkut, yang merupakan artis di bawah label UMPG, mengambil bagian dalam produksi lagu tersebut, dan UMG juga bertanggung jawab atas distribusi musik luar negeri BTS.
Para ahli mengatakan ini bisa menjadi peluang bagi pemula.
“Hanya artis yang bernaung di label KPop besar yang dapat bekerjasama dengan grup penerbitan rekaman global seperti UMG, jadi ini bisa menjadi peluang bagi artis KPop dari agensi kecil dan menengah untuk membuat lagu mereka menjadi viral di TikTok,” kata Lee Gyu Tag, pakar KPop yang mengajar musik pop dan studi media di George Mason University Korea.
“Artis KPop yang sudah menjadi pemain besar di industri musik global tidak membutuhkan viral marketing, tapi pendatang baru membutuhkannya,” ungkap kritikus musik pop Kim Heon Sik.
Kim Heon Sik juga menyebut label rekaman yang menampung para pendatang baru lebih memilih menerima kompensasi lebih rendah (yang saat ini mereka dapatkan) untuk mengekspos artis dan lagu mereka ke publik.
“Itu sebabnya kami tidak bisa memihak satu pihak dan mengatakan bahwa perselisihan TikTok-UMG akan berdampak negatif atau positif pada industri KPop,” kata Kim Heon Sik.
Memperjuangkan kompensasi yang adil bagi artis dan penulis lagu yang lagunya digunakan secara luas untuk membuat konten dalam jumlah besar di platform media sosial juga bermanfaat dalam jangka panjang, menurut para ahli.