SELEBRITALK - Lailatul Qadar adalah satu dari sekian banyak misteri ketuhanan yang menyimpan pahala dan keutamaan yang sangat besar.
Disebutkan dalam Alquran, keutamaan Lailatul Qadar lebih besar dan indah dibanding seribu bulan.
Ini menunjukkan betapa mahalnya Lailatul Qadar. Karenanya, Allah pun merahasiakan turunnya.
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri hanya memberikan kata kunci, kalau Lailatul Qadar umumnya turun di tanggal-tanggal ganjil di sepuluh terakhir Ramadhan.
Karenanya, Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang paling dinantikan oleh umat Islam seluruh dunia yang menjalankan ibadah selama Bulan Ramadhan.
Adapun keutamaan yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa di bulan ini akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, hadis berdasarkan riwayat Bukhari dan Muslim.
Ada banyak sumber yang menjelaskan tentang kedatangan Malam Lailatul Qadar.
Begitupun para ulama telah membuat semacam rumusan turunnya Malam Lailatul Qadar yang spesifik, yang tentunya bisa kita manfaatkan dan jadikan patokan.
Baca Juga: Raih Banyak Penghargaan, Film Pendek ‘Istiqlal’ Sudah Dilihat Hampir 10 Ribu Penonton
Terdapat sekitar 46 pendapat, namun dari semua itu terbagi atas hukum yang kuat, lemah dan dhaif.
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa pendapat yang paling unggul yakni Lailatul Qadar terjadi di tanggal ganjil 10 malam terakhir bulan Ramadhan, yang terjadi setiap tahun di malam yang berbeda.
Menurut perhitungannya sendiri, Imam Al-Ghazali memiliki kaidah yang terbagi atas dua penjelasan.
Baca Juga: Peduli Sesama, Makeup Artis yang Tergabung Dalam MUA Community Jakarta Selatan Berbagi Takjil Gratis
Di mana kesamaan dari kedua kaidah ini adalah Lailatul Qadar dapat diperhitungkan sejak awal Ramadhan.
Kaidah pertama Al-Ghazali termaktub di dalam kitab I’anatuth Thalibin dan Hasyiyah al-Jamal.
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29.
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21.
Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.
Jika awal Ramadhan hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25.
Jika awal Ramadhan hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.
Versi awal perhitungan Lailatul Qadar versi Imam al-Ghazali seperti yang dikutip dari laman nu.or.id, menyebutkan bahwa telah mendapatkan testimoni dari Syekh Abul Hasan As-Syadzili.
Baca Juga: Selamat, Aurel Hermansyah Hamil Anak Pertama
Di mana menurutnya sejak usianya dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut.
Adapun versi kedua perhitungan Malam Lailatul Qadar ala Imam Al-Ghazali seperti yang dijelaskan dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri, yakni
Jika awal Ramadhan Sabtu, maka Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21.
Jika awal Ramadhan hari Selasa, maka Lailatul Qadar malam ke-25.
Jika awal Ramadhan Ahad dan Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.
Jika awal Ramadhan Senin dan Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.
Nah bila mengacu pada kaidah Imam al-Ghazali dalam menerka jatuhnya Malam Lailatul Qadar, maka terdapat dua kesimpulan yang berbeda, tergantung rujukan yang kita gunakan.
Dengan demikian Malam Lailatul Qadar pada Bulan Ramadhan 1442 Hijriah ini jatuh pada malam ke-27 atau Sabtu malam, 8 Mei 2021, bila merujuk pada kaidah Imam al-Ghazali versi pertama sebagaimana dijelaskan kitab I’anatuth Thalibin dan Hasyiyah al-Jamal.
Sedang malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25 atau Kamis malam, 6 Mei 2021, bila merujuk pada kaidah kedua sebagaimana dialami sebagian kalangan tasawuf yang dijelaskan kitab Hasyiyah al-Bajuri.
Adapun apabila tiba Malam Lailatul Qadar tersebut, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengucapkan doa sebagai berikut:
“Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa‘fu ‘anni” (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku).
Hadist tersebut hukum sanadnya shahih dalam kitab Al-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah.***