SELEBRITALK - Perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini, bisa mengikis sisi kedaerahan, termasuk dalam soal bahasa.
“Jika kedaerahan terkikis, kita akan menjadi manusia yang lupa pada akar budaya," ujar Bayu “Skak” Eko Moektito, YouTuber, komedian, sutradara, dan penulis skenario dalam bahasan webinar berjudul Penggunaan Bahasa Daerah dalam Film Indonesia, yang digelar Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI), Selasa, 15 Agustus 2023.
Oleh lantaran itu, Bayu Skak menolak kedaerahan, terutama bahasa daerah terpinggirkan dan lenyap sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia.
Selain Bayu, webinar juga menampilkan Susi Ivvaty, mantan wartawan harian Kompas, peliput bidang seni dan film yang kini aktif di Tradisi Lisan dan Lesbumi (Lembaga Seni dan Budaya) di bawah naungan Nahdatul Ulama (NU).
Baca Juga: Not Others Merajai Drakor Senin-Selasa dengan Rating Kuat, My Lovely Liar dan Heartbeat Meningkat
Dari webinar ini terungkap, adat dan budaya beragam yang unik menjadi sumber cerita berbagai genre film, termasuk bahasa daerah.
Wacana mengangkat film berbahasa daerah tidak saja terkait untuk kepentingan komersial, tetapi juga sebagai hiburan. Hal ini karena ada istilah atau dialek daerah yang bisa memunculkan tawa penonton.
Lebih dari itu, penggunaan bahasa daerah dalam film sekaligus bisa menjadi salah satu cara untuk melestarikan bahasa daerah yang kini kian tereliminasi dalam bahasa pergaulan Gen Z.
Baca Juga: EL7Z UP 'Queendom Puzzle' Mnet Rilis Akun Media Sosial Resmi